Sistem Informasi Desa Kembaran
PROFIL DESA KEMBARAN KECAMATAN KEMBARAN
I.
ANTOLOGI
Desa
Kembaran Kecamatan Kembaran adalah sebuah Desa yang Terletak dalam Wilayah
Administrasi Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Desa Kembaran berdiri
diatas ketinggian +75 Mdpl yang terletak di Kaki Gunung Slamet. Kondisi
Geografis Desa Kembaran berada dalam Wilayah Lembah dengan Sektor Pertanian
sebagai Mata pencaharian utama Penduduk Desa. Desa Kembaran terdiri dari 2 grumbul yaitu Grumbul Kembaran
dan Grumbul Larangan. Ada cerita tersendiri dimasing – masing grumbul sehingga
menjadikan Satu menjadi Desa Kembaran.
Grumbul
Kembaran sendiri berasal dari istilah Kembar, yang konon pada jaman dahulu ada
Seorang Ulama atau dalam Bahasa warga desa Kyai Kembar. Menurut Penuturan Mbah
Kamin Sudarso, bahwa dulu ada Seorang Ulama yang memiliki raut muka yang sama
alias Kembar yang menyebarkan syiar agama islam di wilayah kembaran. Banyak
Masyarakat yang menyebutnya kyai kembar, kyai kembar sendiri memiliki nama Mbah
Mertolojati dan Mbah Mertolojo Kusumo. Kedua tokoh ini merupakan punggawa dari
Kerajaan Mataram Islam yang ditugaskan di wilayah Banyumas Barat.
Grumbul
Larangan berdasarkan penuturan mbah Bagdo berawal dari adanya Punggawa dari
Kerajaan Pajajaran yang Bernama Mbah Anggalarang yang menempati wilayah
larangan. Mbah anggalarang sendiri merupakan Punggawa Kerajaan Pajajaran yang
ditugaskan di wilayah Banyumas. Pada jamannya terjadi peperangan antara
Kerajaan Mataram dan Pajajaran yang mengakibatkan mbah anggalarang menempati
wilayah di banyumas. Pada saat Perang mbah anggalarang masuk atau bersembunyi
di sekitaran Pohon Bambu yang sangat Rimbun, yang pada saat itu Masyarakat
sekitar tidak berani melewatinya, tetapi mbah anggalarang mau untuk
memasukiknya. Dalam pengejaran tu, mbah anggalarang tidak dapat ditemukan,
padahal para punggawa Kerajaan mataram telah berputar – putar diwilayah
tersebut tidak menemukan mbah anggalarang yang dicari. Setelah pencarian yang
tidak membuahkan hasil, para punggawa Kerajaan mataram Kembali ke Kerajaan
Mataram. Sejak saat itu, Mbah Anggalarang menempati wilayah atau hutan tersebut
dan Masyarakat sekita menyebutnya sebagai wilayah Larangan atau Terlarang untuk
ditempati atau dilewati. Berguirnya waktu, banyak Masyarakat yang membuka hutan
tersebut untuk menempatinya mengikuti jejak mbah anggalarang yang berani
tinggal di hutan terlarang tersebut. Sampai akhirnya mbah anggalarang tutup
usia, dan sampai saat ini hanya ada petilasan mbah anggalarang yang ada,
sedangkan makamnya belum diketemukan.
Menurut
Mbah Martono (alm), sekitar Tahun 1926 Dulu Grumbul Kembaran dan Grumbul
Larangan bergabung menjadi satu Desa yang Bernama Desa Kembaran untuk
mewujudkan Pemerintahan Di Indonesia. Sehingga lebih kurang Desa kembaran
berdiri tahun 1926 tetapi masih dalam zaman Penjajahan. Kepala Desa Pertama
yaitu Mbah Dipadikara, merupakan Kepala Desa pada saat memperjuangkan
Kemerdekaan dan belum Merdeka. Pada saat masa kepemimpinan beliau, beliau
menjadikan rumahnya menjadi markas tentara Indonesia yang melawan penjajah agar
pergi dari desa kembaran.
Sedangkan
menurut Penuturan Bapak Hadi Sukarto, Konon th 927 an ada sepasang suami istri
yang melanglang buana yg pada akhinya sampailah pada suatu tempat atau wilayah
yg saat ini bernama desa Kembaran. suami istri tersebut bernama Mertoloyo jati
jati Kusumo,dalam kiprahnya belio di jadikan tokoh masyarakat,karena dalam
kehidupannya membawa kemaslahatan umat,dia selalu mengajari jati diri sebagai
manusia,mengajari orang untuk selalu ingat kepada sang pecipta,dengan ilmu
kejawen yg di terapkanya yg pada akhirnya membawa keberkahan bagi warga
setempat. Mertoloyo jati jati Kusumo yg konon ceritanya berasal dari desa
Papringan Banyumas akhirnya meninggal/wafat di wilayah yg saat ini bernama
Kembaran,dan di makamkan dgn diberi nama pemakaman kyai kembar,kenapa kembar
karena Mbah mertoloyo jati dgn istrinya sama-sama di tokohkan oleh masyarakat
dan sepakat masyarakat menamakan wilayah tersebut di beri nama desa Kembaran
sampai saat ini.bukan hanya itu nama desa Kembaran di perkuat dgn adanya
prasasti KEMBAR LOID konon cerita KEMBAR LOID menurut narasumber bahwa
masyarakat yg tidak tahu bahwa makam yg ada di barat jln dan timur jln adalah
makam manusia,padahal gundukan tanah tersebut adalah berisi benda-benda pusaka
atau gaman yg pada saat itu akan di gunakan untuk bertarung adu
kesaktian/perang antara wilayah barat dan wilayah timur, karena pada saat itu
di wilayah yg saat ini namanya LARANGAN ada seorang kabur kanginan yg bernama
ANGGALARANG di mana Anngga larang orang yg sakti mandraguna melarang adanya adu
kesaktian atau perang di wilayah tersebut,yg pada akhirnya wilayah tersebut di
beri nama DESA LARANGAN,dan sebagai bukti perdamaian,senjata di pendam,yg dari
wilayah barat di pendam barat jln dgn nama IMAM TAOLAGATI KALIMASARI dan yg di
pendam di timur jln di beri nama kiyai ANTOLOGATI. Kembar LOID yg di jadikan
cagar budaya,orang menyebut tempat tersebut dgn kata atau sebutan CUNGKUB.
Sedangkan Atas Jasa - jasa Mbah Mertolo Jati Jati Kusumo dijadikan Nama Makam
yang terkenal Makam Mbah Kembar dan Mbah Anggalarang menjadi nama Makam
Anggalarang.
MITOS
DESA KEMBARAN
Desa
kembaran memiliki mitos yaitu Bahwa Warga Desa Kembaran Ketika menikah dengan
warga Bojongsari atau warga Karangsari harus muter atau tidak boleh melewati
Sungai duwana, karena jika melewati maka akan terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan. Seperti salah satu keluarga dari pasangan akang meninggal atau akan
mengalami perceraian kemudian hari.
II.
KEADAAN UMUM WILAYAH DESA KEMBARAN
Secara Administrasi Desa
Kembaran termasuk dalam wilayah Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas terletak
di sebelah timur Kota PURWOKERTO sebagai Ibu Kota Kabupaten BANYUMAS, Ibu Kota
Kecamatan Kembaran terletak di Desa Kembaran dan merupakan lokasi/tempat yang
sangat strategis karena dekat dengan beberapa Perkantoran, Kantor Kecamatan,
Polsek, Koramil, KUA, PPAI, Dinas Pendidikan/UPK. Jarak tempuh paling jauh
apabila warga Desa Kembaran akan pergi ke Kantor Kecamatan adalah + 1 km dan
dapat ditempuh dengan jalan kaki, naik sepeda/sepeda motor, angkutan dapat
menggunakan becak, angkutan pedesaan dengan waktu paling lama + 5 menit.
A. BATAS WILAYAH DESA
LETAK BATAS |
DESA/KELURAHAN |
KETERANGAN |
UTARA |
:
LINGGASARI |
|
SELATAN |
:
PLIKEN |
|
BARAT |
:
BOJONGSARI, KARANGSARI |
|
TIMUR |
:PURWODADI,PURBADANA,SAMBENG
KULON |
|
B. LUAS WILAYAH DESA
NO |
PENGGUNAAN |
LUAS |
1 |
2 |
3 |
1. |
PEMUKIMAN |
60,552 Ha |
2. |
LAHAN SAWAH |
106 Ha |
3. |
PERKEBUNAN |
-
Ha |
|
|
|
|
LUAS LAHAN |
166,552 Ha |
|
|
|
|
C. ORBRITASI WAKTU TEMPUH DAN
LETAK DESA
NO |
ORBITRASI DAN JARAK |
KETERANGAN |
1 |
JARAK KE IBUKOTA KECAMATAN |
0 KM |
2 |
JARAK KE IBUKOTA KABUPATEN |
9,5KM |
3 |
WAKTU TEMPUH KE IBUKOTA
KECAMATAN |
5 MENIT |
4 |
WAKTU TEMPUH KE IBUKOTA
KABUPATEN |
25 MENIT |
5 |
JARAK KE IBUKOTA PROVINSI |
210 KM |
6 |
WAKTU TEMPUH KE PUSAT
FASILITASI TERDEKAT (EKONOMI,KESEHATAN DAN PEMERINTAHAN) |
5 MENIT |
D. TOPOGRAFI WILAYAH
NO |
BENTENG LAHAN |
LUAS |
1 |
DATARAN |
166,552 Ha |
2 |
PEGUNUNGAN/PERBUKITAN |
0
Ha |
3 |
PANTAI |
0 Ha |
E. KONDISI GEOGRAFIS
NO |
KONDISI GEOGRAFIS |
KETERANGAN |
1 |
TINGGI TEMPAT DARI PERMUKAAN
LAUT |
73,6 MDpl |
2 |
CURAH HUJAN RATA-RATA |
100 mm/Tahun |
3 |
KEADAAN SUHU RATA-RATA |
24,9 – 28 C |
F. KESUBURAN TANAH
NO |
TINGKAT KESUBURAN |
LUAS |
1 |
SANGAT SUBUR |
0 Ha |
2 |
SUBUR |
25,7 Ha |
3 |
SEDANG |
80,3 Ha |
4 |
TIDAK SUBUR/KRITIS |
0
Ha |